Hidup ini seperti mutiara yang terbentuk dari air mata dari tahun ke tahun.. Sangat berharga. Bagaimanakah hidup Kita saat ini…?

Sudahkah Kita menyesali kesalahan yang telah lalu…?

Sudahkah kita senantiasa menyempurnakan sholat dihadapanNya…?

Sudahkah kita membaca Al-qur'an hari ini…?

Yakinkah jika amal-amal Kita saat ini sudah cukup untuk bekal di akherat nanti…?

Sudah kita bersyukur hari ini…?
Ingatkah kita pada mereka disana yang sedang mengharap uluran tangan ini…?

Semua jawaban ada dihati kita masing-masing

Berubahlah kita mulai detik ini.. sebelum nafas hanya tinggal sehasta saja.. dan tak banyak yang dapat kita lakukan



Selasa, 28 Desember 2010

~ Serumpun Kata ~

 ::.. Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain. Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya ..::

::.. Salah satu sifat orang-orang mukmin yang paling agung adalah perasaan tenang ketika tertimpa musibah, dan menyerahkan segala yang menimpa dirinya kepada ALLAH, bertawakkal kepada-NYA, percaya akan janji-NYA, berbaik sangka terhadap-NYA dan menunggu jalan keluar yang diberikan oleh-NYA. Itu semua merupakan buah keimanan yang paling besar dan paling berharga ..::
::.. Kehidupan adalah khazanah pengalaman, sebuah perguruan tinggi yang mengajarkan banyak pengetahuan dan gudang yang menyimpan banyak sekali formula-formula. Setiap hari kita bisa mempelajari pelajaran tentang seni hidup. Kehidupan ini adalah berkah bagi kaum yang mau berpikir ..::
::.. Tataplah dunia dengan hati yang jernih, jangan terlena saat mendapat kesenangannya dan jangan kecewa saat kehilangannya. Cari dan jadikan kenikmatan dunia (harta, pekerjaan, jabatan, keluarga, dll.) untuk bekal akhirat, sebagai sarana atau ladang ibadah kepada ALLAH Azza Wa Jalla.. Insya ALLAH akan bahagia, selamat dunia dan akhirat ..::
::.. Di balik segala duka tersimpan hikmah yang bisa kita petik sebagai pelajaran, dan di balik segala suka tersimpan hikmah yang mungkin bisa menjadi cobaan. Cobaan dan ujian akan mendekatkan diri kita dengan ALLAH SWT, akan mengajarkan diri kita bagaimana berdo’a, dan akan menghilangkan kesombongan, ujub dan rasa bangga berlebihan pada diri kita. Dan ujian akan mengantarkan kita untuk merasakan cinta-NYA ALLAH, karena ALLAH mengajarkan cinta-NYA melalui ujian dan cobaan ..::
::..  Hai jiwa yang resah, Janganlah engkau bercermin pada kaca yang pecah. Dan jangan bersandar pada nyanyian indah. Hamparkanlah segala gundah diatas sajadah. Engkau akan temui bahwa Dia sungguh Maha Pemurah...! ..::
::.. Hidup Tak Selamanya Berjalan Mulus... Butuh Batu Kerikil supaya kita berHati-Hati... Butuh Semak Berduri supaya kita Waspada ... Butuh Persimpangan supaya kita Bijaksana dalam memilih...Butuh Petunjuk Jalan supaya kita punya Harapan tentang arah masa depan... ...Butuh Orang Lain supaya kita tahu kita Tak Sendiri ..::
::.. Bersyukurlah karena engkau tidak memiliki semua yang diinginkan
Jika kau miliki semuanya, apalagi yang hendak dicari?

Bersyukurlah saat engkau tidak mengetahui sesuatu
Karena hal itu memberimu kesempatan untuk belajar
Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang engkau hadapi
Karena di sana ada kesempatan mengembangkan diri ..::
::.. Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput ..::
::.. Jangan pernah harapkan kembali yang telah tiada, namun jangan pernah lupakan kenangan yang pernah ada ..::
::.. Walapun kenyataan ndak sesuai harapan tapi tetap semangat, karena perjalanan masih panjang n Masih banyak rencana indah yang telah Alloh persiapkan ..::
::.. Ingat, setan itu sangat ahli dalam mensyubhatisasi perbuatan munkar. Boleh jadi perbuatan itu sudah jelas-jelas munkar, tapi karena kelihaian setan dan tumpulnya bashirah dan ilmu kita, sehingga kita menganggapnya itu perkara yang mubah-mubah saja ..:: 
::.. Kekuatan iman kita takkan terlihat saat kita sedang beribadah tapi justru akan terlihat pada saat kita sedang diuji ALLAH, baik ujian susah maupun senang ..::
::.. Wanita dia diciptakan ALLAH dengan hati yang sangat lembut, yang jika di sakiti ia akan butuh waktu yang sangat lama untuk memulihkannya ..::
::..Luka datang Tanpa  disadari, luka singgah tanpa  dihampiri, luka hadir tanpa bisa dihindari, hanya senyuman yang mampu menutup arti sebuah luka dan luka ini yang akan membawaku pada cinta padamu Ya Alloh ..::
::.. Indahnya menjadi sekuntum mawar berduri, mawar yang menyeri dan menguntum di jalan dakwah dan biarkanlah mawar itu terpaksa dilukai oleh onak duri untuk merasai harumnya kasih Ilahi ..::
 

Istriku Bukan Bidadari, Tapi Aku Pun Bukan Malaikat

 
Oleh Ustadz Arifin Badri, Lc., M.A.

Alhamdulillah, salawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabatnya.

Anda telah berkeluarga? Bagaimana pengalaman Anda selama mengarungi bahtera rumah tangga? Semulus dan seindah yang Anda bayangkan dahulu?

Mungkin saja Anda menjawab, “Tidak.”

Akan tetapi, izinkan saya berbeda dengan Anda: “Ya,” bahkan lebih indah daripada yang saya bayangkan sebelumnya.

Saudaraku, kehidupan rumah tangga memang penuh dengan dinamika, lika-liku, dan pasang surut. Kadang Anda senang, dan kadang Anda bersedih. Tidak jarang, Anda tersenyum di hadapan pasangan Anda, dan kadang kala Anda cemberut dan bermasam muka.

Bukankah demikian, Saudaraku?

Berbagai tantangan dan tanggung jawab dalam rumah tangga senantiasa menghiasi hari-hari Anda. Semakin lama umur pernikahan Anda, maka semakin berat dan bertambah banyak perjuangan yang harus Anda tunaikan.

Tanggung jawab terhadap putra-putri, pekerjaan, karib kerabat, masyarakat, dan lain sebagainya.

Di antara tanggung jawab yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan Anda ialah tanggung jawab terhadap pasangan hidup Anda.

Sebelum menikah, sah-sah saja Anda sebagai calon suami membayangkan bahwa pasangan hidup Anda cantik rupawan, bangsawan, kaya raya, patuh, pandai mengurus rumah, penyayang, tanggap, sabar, dan berbagai gambaran indah.

Bukankah demikian, Saudaraku?

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Biasanya, seorang wanita dinikahi karena empat pertimbangan: harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, hendaknya engkau lebih memilih wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Al-Qurthubi menjelaskan makna hadits ini dengan berkata, “Empat pertimbangan inilah yang biasanya mendorong seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Dengan demikian, hadits ini sebatas kabar tentang fakta yang terjadi di masyarakat, dan bukan perintah untuk menjadikannya sebagai pertimbangan. Secara tekstual pun, hadits ini menunjukkan bahwa dibolehkan menikahi seorang wanita dengan keempat pertimbangan itu. Akan tetapi, hendaknya pertimbangan agama lebih didahulukan.”

Keterangan al-Qurthubi ini semakna dengan hadits yang diriwayatkan oleh shahabat Abdullah bin Amr al-’Ash radhiyallahu ‘anhu, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ وَلاَ تَزَوَّجُوهُنَّ لِأَمْوَالِهِنَّ فَعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ وَلَأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ أَفْضَلُ

‘Janganlah engkau menikahi wanita hanya karena kecantikan parasnya, karena bisa saja parasnya yang cantik menjadikannya sengsara. Jangan pula engkau menikahinya karena harta kekayaannya, karena bisa saja harta kekayaan yang ia miliki menjadikan lupa daratan. Akan tetapi, hendaklah engkau menikahinya karena pertimbangan agamanya. Sungguh, seorang budak wanita berhidung pesek dan berkulit hitam, tetapi ia patuh beragama, lebih utama dibanding mereka semua.’” (Hr. Ibnu Majah; oleh al-Albani dinyatakan sebagai hadits yang lemah)

Akan tetapi, sekarang, setelah Anda menikah, terwujudkah seluruh impian dan gambaran yang dahulu terlukis dalam lamunan Anda?

Bila benar-benar seluruh impian Anda terwujud pada pasangan hidup Anda, maka saya turut mengucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat. Bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati atau kecewa.

Saudaraku, besarkan hati Anda, karena nasib serupa tidak hanya menimpa Anda seorang, tetapi juga menimpa kebanyakan umat manusia.

عَنْ أَبِى مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كَمُلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ آسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وَمَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَإِنَّ فَضْلَ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ

Abu Musa radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Banyak lelaki yang berhasil menggapai kesempurnaan, sedangkan tidaklah ada dari wanita yang berhasil menggapainya kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya, kelebihan Aisyah dibanding wanita lainnya bagaikan kelebihan bubur daging [1] dibanding makanan lainnya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Saudaraku, berbahagia dan berbanggalah dengan pasangan hidup Anda, karena pasangan hidup Anda adalah wanita terbaik untuk Anda!

Anda tidak percaya? Silakan Anda membuktikannya. Bacalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini, lalu terapkanlah pada istri Anda.

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Tidak pantas bagi lelaki yang beriman untuk meremehkan wanita yang beriman. Bila ia tidak menyukai satu perangai darinya, pasti ia puas dengan perangainya yang lain.” (Hr. Muslim)

Saudaraku, Anda kecewa karena istri Anda kurang pandai memasak? Tidak perlu khawatir, karena ternyata istri Anda adalah penyayang.

Anda kurang puas dengan istri Anda yang kurang pandai mengurus rumah dan kurang sabar? Tidak usah berkecil hati, karena ia begitu cantik rupawan.

Anda berkecil hati karena istri Anda kurang cantik? Segera besarkan hati Anda, karena ternyata istri Anda subur sehingga Anda mendapatkan karunia keturunan yang shalih dan shalihah. Coba Anda bayangkan, betapa besar penderitaan Anda bila Anda menikahi wanita cantik akan tetapi mandul.

Demikianlah seterusnya.

Tidak etis dan tidak manusiawi bila Anda hanya pandai mengorek kekurangan istri, namun Anda tidak mahir dalam menemukan kelebihan-kelebihannya. Buktikan Saudaraku, bahwa Anda benar-benar seorang suami yang berjiwa besar, sehingga Anda peka dan lihai dalam membaca kelebihan pasangan Anda.

Dahulu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu peka dan mahir dalam membaca segala hal, termasuk suasana hati istrinya. Aisyah mengisahkan,

قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: إِنِّي لَأَعْلَمُ إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً، وَإِذَا كُنْتِ عَلَيَّ غَضْبَى . قَالَتْ: فَقُلْتُ مِنْ أَيْنَ تَعْرِفُ ذَلِكَ، فَقَالَ: أَمَّا إِذَا كُنْتِ عَنِّي رَاضِيَةً فَإِنَّكِ تَقُولِيْنَ لاَ وَرَبِّ مُحَمَّدٍ، وَإِذَا كُنْتِ غَضْبَى قُلْتِ لاَ وَرَبِّ إِبْرَاهِيمَ. قَالَتْ: قُلْتُ أَجَلْ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا أَهْجُرُ إِلاَّ اسْمَكَ

“Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Sungguh, aku mengetahui bila engkau ridha kepadaku, demikian pula bila engkau sedang marah kepadaku.’ Spontan, Aisyah bertanya, ‘Darimana engkau dapat mengetahui hal itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Bila engkau sedang ridha kepadaku, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Muhammad. Adapun bila engkau sedang dirundung amarah, maka ketika engkau bersumpah, engkau berkata, ‘Tidak, demi Tuhan Ibrahim.’’ Mendengar penjelasan ini, Aisyah menimpalinya dan berkata, ‘Benar, sungguh demi Allah, wahai Rasulullah, ketika aku marah, tiada yang aku tinggalkan, kecuali namamu saja.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Demikianlah teladan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau begitu peka dengan suasana hati istrinya, sehingga beliau bisa membaca isi hati istrinya dari ucapan sumpahnya. Walaupun Aisyah berusaha untuk menyembunyikan isi hatinya, tetap bermanis muka, senantiasa berada di sanding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berbicara seperti biasa, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat menebak suasana hatinya dari perubahan cara bersumpahnya. Luar biasa, perhatian, kejelian, dan kepekaan yang tidak ada bandingnya.

Tidak mengherankan, bila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

“Orang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik dalam memperlakukan istrinya, dan aku adalah orang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istriku.” (Hr. At-Tirmidzi)

Bagaimana dengan Anda, Saudaraku? Dengan apa Anda dapat mengenali dan meraba suasana hati pasangan Anda?

Saudaraku, tidak ada salahnya bila sejenak Anda kembali memutar lamunan dan gambaran tentang istri ideal dan idaman yang pernah singgah dalam benak Anda. Selanjutnya, bandingkan gambaran istri idaman Anda dengan gambaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kaum wanita berikut ini,

الْمَرْأَةُ كَالضِّلَعِ ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah, dan bila engkau bersenang-senang dengannya, niscaya engkau dapat bersenang-senang dengannya, sedangkan ia adalah bengkok.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Pada riwayat lain, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَسْتَقِيمُ لَكَ الْمَرْأَةُ عَلَى خَلِيقَةٍ وَاحِدَةٍ وَإِنَّمَا هِيَ كَالضِّلَعُ إِنْ تُقِمْهَا تَكْسِرْهَا وَإِنْ تَتْرُكْهَا تَسْتَمْتِعْ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

“Tidak mungkin istrimu kuasa bertahan dalam satu keadaan. Sesungguhnya, wanita itu bak tulang rusuk. Bila engkau ingin meluruskannya, niscaya engkau menjadikannya patah. Adapun bila engkau biarkan begitu saja, maka engkau dapat bersenang-senang dengannya, (tetapi hendaklah engkau ingat) ia adalah bengkok.” (Hr. Ahmad)

Nah, sekarang, silakan Anda mengorek memori Anda tentang wanita pendamping hidup Anda. Temukan berbagai kelebihan padanya, dan selanjutnya tersenyumlah, karena ternyata istri Anda memiliki banyak kelebihan.

Lalu, bila pada suatu hari Anda merasa tergoda oleh kecantikan wanita lain, maka ketahuilah bahwa sesuatu yang dimiliki oleh wanita itu ternyata juga telah dimiliki oleh istri Anda. Maka, bergegaslah untuk membuktikan hal ini pada istri Anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ امْرَأَةً فَأَعْجَبَتْهُ فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ مَعَهَا مِثْلَ الَّذِي مَعَهَا

“Bila engkau melihat seorang wanita, lalu ia memikat hatimu, maka segeralah datangi istrimu! Sesungguhnya, istrimu memiliki seluruh hal yang dimiliki oleh wanita yang engkau lihat itu.” (Hr. At-Tirmidzi)

Demikianlah caranya agar Anda dapat senantiasa puas dan bangga dengan pasangan hidup Anda. Anda selalu dapat merasa bahwa ladang Anda tampak hijau, sehijau ladang tetangga, dan bahkan lebih hijau.

Selamat berbahagia dengan pasangan hidup yang telah Allah karuniakan kepada Anda. Semoga Allah memberkahi bahtera rumah tangga Anda.

Sebaliknya, sebagai calon istri, Anda juga berhak untuk mendambakan pasangan hidup yang tampan, gagah, kaya raya, pandai, berkedudukan tinggi, penuh perhatian, setia, penyantun, dermawan, dan lain sebagainya.

Betapa indahnya gambaran rumah tangga Anda, dan betapa istimewanya pasangan hidup Anda, andai gambaran Anda ini dapat terwujud. Bukankah demikian, Saudariku?

Saudariku, setelah Anda menikah, benarkah seluruh kriteria suami ideal yang pernah menghiasi lamunan Anda ini terwujud pada pasangan hidup Anda?

Bila benar terwujud, maka saya ucapkan selamat berbahagia di dunia dan akhirat, dan bila tidak, maka tidak perlu berkecil hati.

Besarkan hatimu, wahai Saudariku! Percayalah, bahwa pada pasangan hidup Anda ternyata terdapat banyak kelebihan.

Bila selama ini, Saudari ciut hati karena suami Anda miskin harta, maka tidak perlu khawatir, karena ia penuh dengan perhatian dan tanggung jawab.

Bila selama ini, Saudari kecewa karena suami Anda ternyata kurang tampan, maka percayalah bahwa ia setia dan bertanggung jawab.

Andai selama ini, Saudari kurang puas karena suami Anda kurang perhatian dengan urusan dalam rumah, tetapi ia begitu membanggakan dalam urusan luar rumah.

Juga, andai selama ini, sikap suami Anda terhadap Anda kurang simpatik, maka tidak perlu hanyut dalam duka dan kekecawaan, karena ia masih punya jasa baik yang tidak ternilai dengan harta. Ternyata, selama ini, suami Anda telah menjaga kehormatan Anda, menjadi penyebab Anda merasakan kebahagiaan menimang putra-putri Anda.

Saudariku, Anda tidak perlu hanyut dalam kekecewaan karena suatu hal yang ada pada diri suami Anda. Betapa banyak kelebihan-kelebihan yang ada padanya. Berbahagia dan nikmatilah kedamaian hidup rumah tangga bersamanya.

Berlarut-larut dalam kekecewaan terhadap suatu perangai suami Anda dapat menghancurkan segala keindahan dalam rumah tangga Anda. Bukan hanya hancur di dunia, bahkan berkelanjutan hingga di akhirat kelak.

Saudariku, simaklah peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini. Agar anda dapat menjadikan bahtera rumah tangga Anda seindah dambaan Anda.

أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ، قِيلَ: أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Aku diberi kesempatan untuk menengok ke dalam neraka, dan ternyata kebanyakan penghuninya ialah para wanita, akibat ulah mereka yang selalu kufur/ingkar.” Spontan, para shahabat bertanya, “Apakah yang engkau maksud adalah mereka kufur/ingkar kepada Allah?” Beliau menjawab, “Mereka terbiasa ingkar terhadap perilaku baik, dan ingkar terhadap jasa baik. Andai engkau berbuat baik kepada mereka seumur hidupmu, lalu ia mendapatkan suatu hal padamu, niscaya mereka begitu mudah berkata, ‘Aku tidak pernah mendapatkan kebaikan sedikit pun darimu.’” (Muttafaqun ‘alaihi)

Anda mendambakan kebahagian dalam rumah tangga?

Temukanlah bahwa kebahagian hidup dan berumah tangga terletak pada genggaman tangan suami Anda. Pandai-pandailah membawa diri, sehingga suami Anda rela membentangkan kedua telapak tangannya, dan memberikan kebahagian berumah tangga kepada Anda.

Percayalah Saudariku, suami Anda adalah pasangan terbaik untuk Anda.

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا اُدْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Bila seorang istri telah mendirikan shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, menjaga kesucian dirinya, dan taat kepada suaminya, niscaya kelak akan dikatakan kepadanya, ‘Silakan engkau masuk ke surga dari pintu mana pun yang engkau suka.’” (Hr. Ahmad dan lainnya)

Tidakkah Anda mendambakan termasuk orang-orang mukminah yang mendapatkan kebebasan masuk surga dari pintu yang mana pun?

Kunci Keberhasilan Rumah Tangga

Saudaraku, mungkin selama ini Anda bersama pasangan hidup Anda, terus berusaha mencari pola rumah tangga yang dapat mendatangkan kebahagiaan untuk Anda berdua.

Anda berhasil menemukannya?

Bila Anda berhasil, maka saya ucapkan selamat berbahagia. Adapun bila belum, maka segera temukan kunci keberhasilan rumah tangga Anda pada firman Allah berikut,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.” (Qs. al-Baqarah: 228)

Hak pasangan Anda setimpal dengan kewajiban yang ia tunaikan kepada Anda. Semakin banyak Anda menuntut hak Anda, maka semakin banyak pula kewajiban yang harus Anda tunaikan untuknya.

Shahabat Abdullah bin ‘Abbas memberikan contoh nyata dari aplikasi ayat ini dalam rumah tangganya. Pada suatu hari, beliau berkata, “Sesungguhnya, aku senang untuk berdandan demi istriku, sebagaimana aku pun senang bila istriku berdandan demiku, karena Allah Ta’ala telah berfirman,

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ

‘Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.’

Aku pun tidak ingin menuntut seluruh hakku atas istriku, karena Allah juga telah berfirman,

وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

‘Akan tetapi, para suami mempunyai kelebihan satu tingkat daripada istrinya.’” (Hr. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabari)

Bagaimana dengan dirimu, wahai saudara dan saudariku? Kapankah Anda berdandan? Ketika sedang berada di rumah atau ketika hendak keluar rumah? Selama ini, sejatinya, untuk siapa Anda berdandan? Benarkah Anda berdandan untuk pasangan Anda, ataukah Anda berdandan dan tampil menawan untuk orang lain?

Saudaraku, bahu-membahu, saling melengkapi kekurangan, dan saling pengertian adalah salah satu prinsip dasar dalam membangun rumah tangga. Tidak layak bagi Anda untuk berperan sebagai penonton setia ketika pasangan Anda sedang mengerjakan pekerjaannya. Usahakan sebisa Anda untuk turut menyelesaikan pekerjaannya. Demikianlah, dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan dalam rumah tangga beliau.

Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan,

كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ، فَإِذَا سَمِعَ الأَذَانَ خَرَجَ

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sebagian pekerjaan istrinya, dan bila beliau mendengar suara azan dikumandangkan, maka beliau bergegas menuju ke mesjid.” (Hr. Bukhari)

Constance Gager, ketua studi sekaligus asisten profesor di Montclair State University, Montclair, New Jersey, mengadakan penelitian tentang hubungan perilaku suami-istri dengan keromantisan dalam bercinta. Ia mengelompokkan para suami yang menjadi objek penelitiannya ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama adalah suami-suami yang tidak peduli dan jarang membantu pekerjaan istri. Kelompok kedua adalah suami-suami yang sering turut serta dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga istri.

Hasilnya luar biasa! Suami di kelompok kedua, yaitu yang sering membantu pekerjaan istrinya, terbukti lebih romantis dan lebih sering memadu cinta dengan pasangannya. Hubungan yang harmonis dan indah, begitu kental dalam rumah tangga mereka.

Sejatinya, penemuan ini bukanlah hal baru, karena secara logika, suami yang dengan rendah hati membantu pekerjaan istrinya pastilah lebih dicintai oleh istrinya. Tentunya, ini memiliki hubungan erat dengan keromantisan suami-istri dalam bercinta.

Sebaliknya, istri yang peduli dengan pekerjaan suami, pun akan mengalami hal yang sama.

Nah, bagaimana dengan diri Anda, wahai Saudaraku?

Selamat membuktikan resep manjur ini! Semoga berbahagia, dan hubungan Anda berdua semakin romantis dan harmonis.

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi Anda. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Wallahu a’lam bish-shawab.



Disalin dari pengusahamuslim.com dan dipublikasikan kembali oleh salafiyunpad.wordpress.com

Suami Sholeh, Harta Yang paling Berharga Buat Istri

Buat seorang wanita, harta yang paling berharga didalam hidup ini adalah seorang suami yang sholeh. Kepadanyalah, seorang istri akan merasakan kebahagian didalam hidupnya dan diakhirat kelak, keberuntunganlah yang akan diterima seorang istri, jika dia mempercayakan hidupnya, memberikan segala cinta, perhatian, dan kasih sayangnya kepada suami yang sholeh. Karena didirinyalah, seorang istri akan mendapatkan apa yang didambanya: Ketenangan, keteduhan, kedamaian, perlindungan dan cinta serta sayang.

Suami yang sholeh adalah seorang yang bisa membahagiakan istri dan anaknya, serta keluarganya baik di dunia ini ataupun di akhirat kelak. Seorang suami yang sholeh tidak akan memberi makan istri dan anak-anaknya kecuali dengan harta yang halal.

Seorang suami yang sholeh adalah seorang suami yang mampu menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Dan istri adalah amanah yang diberikan kepada seorang laki-laki yang menjadi suaminya.

Suami yang sholeh adalah seorang suami yang mampu memperlakukan istri dan anaknya dengan sifat-sifat yang terpuji, seorang suami yang sholeh akan selalu memperlakukan istrinya dengan sabar, sabar dengan setiap kesalahan-kesalahan istrinya, dan memperlakukan istrinya dengan kelembuatan dan penuh maaf saat istri dipenuhi dengan emosi dan kemarahan.

Suami yang sholeh adalah suami yang mampu menjadi pemimpin didalam rumah tangganya. Seorang suami bagaikan pemerintah didalam rumah tangganya, seorang suami yang sholeh adalah yang mampu memperhatikan hak dan kepentingan rakyatnya didalam pemerintahan yang dipimpinnya, dalam hal ini adalah istrinya.

Seorang suami yang sholeh akan selalu mampu bersikap bijaksana didalam tindakannya, menghargai pendapat istrinya, dan jika terjadi perbedaan pendapat dengan istrinya, dengan sikap terpuji dan penuh cinta kasih menghargai pendapat sang istri, serta mencari titik temu bersama dalam kerangka yang diperintahkan oleh alloh dan mejauhi segala yang dilarang oleh alloh.

Seorang suami yang sholeh akan selalu mampu menjadi teladan terpuji buat istri dan anak-anaknya. Mampu menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan mendidik diri, istri, dan anak-anaknya untuk menapaki jalan-jalan yang menuju keridloan Alloh.

Seorang suami yang sholeh adalah seorang suami yang mampu membuat dirinya, istrinya dan anak-anaknya mencintai ilmu, menguasai ilmu dan mampu mengamalkannya, menjadikan ilmu yang diperolehnya itu bermanfaat bagi bangsa, negara, dan agamanya.

Seorang suami yang sholeh adalah seorang suami yang mampu membuat istrinya dan anak-anaknya tumbuh, dan berkembang menjadi pribadi yang luar biasa serta menapaki tangga-tangga sukses di dunia ini dan akhirat kelak.

Seorang suami yang sholeh adalah seorang suami yang akan selalu menjaga istri dan anaknya dari api neraka.

Senin, 27 Desember 2010

Tanya Jawab Islam

HUKUM BEKERJA DI BANK                     Dr. Yusuf Qardhawi
 
PERTANYAAN
 
Saya tamatan sebuah akademi perdagangan yang telah  berusaha
mencari  pekerjaan  tetapi  tidak  mendapatkannya kecuali di
salah satu bank. Padahal, saya  tahu  bahwa  bank  melakukan
praktek  riba.  Saya  juga tahu bahwa agama melaknat penulis
riba. Bagaimanakah sikap  saya  terhadap  tawaran  pekerjaan
ini?
 
JAWABAN
 
Sistem ekonomi dalam Islam ditegakkan  pada  asas  memerangi
riba   dan  menganggapnya  sebagai  dosa  besar  yang  dapat
menghapuskan berkah dari  individu  dan  masyarakat,  bahkan
dapat mendatangkan bencana di dunia dan di akhirat.
 
Hal  ini  telah  disinyalir di dalam Al Qur'an dan As Sunnah
serta telah disepakati oleh umat. Cukuplah kiranya jika Anda
membaca firman Allah Ta'ala berikut ini:
 
     "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.
     Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap
     dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (Al
     Baqarah: 276)
     
     "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
     Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
     dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka
     jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
     riba) maka ketabuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya
     akan memerangimu ..." (Al Baqarah: 278-279)
     
Mengenai hal ini Rasulullah saw. bersabda
     
     "Apabila zina dan riba telah merajalela di suatu
     negeri, berarti mereka telah menyediakan diri
     mereka untuk disiksa oleh Allah." (HR Hakim)1
 
Dalam peraturan dan tuntunannya Islam menyuruh umatnya  agar
memerangi  kemaksiatan.  Apabila  tidak  sanggup, minimal ia
harus menahan diri agar perkataan maupun perbuatannya  tidak
terlibat   dalam   kemaksiatan   itu.   Karena   itu   Islam
mengharamkan  semua  bentuk  kerja  sama   atas   dosa   dan
permusuhan,   dan  menganggap  setiap  orang  yang  membantu
kemaksiatan bersekutu dalam dosanya bersama pelakunya,  baik
pertolongan   itu   dalam  bentuk  moril  ataupun  materiil,
perbuatan ataupun  perkataan.  Dalam  sebuah  hadits  hasan,
Rasulullah saw. bersabda mengenai kejahatan pembunuhan:
 
     "Kalau penduduk langit dan penduduk bumi bersekutu
     dalam membunuh seorang mukmin, niscaya Allah akan
     membenamkan mereka dalam neraka." (HR Tirmidzi)
 
Sedangkan tentang khamar beliau saw. bersabda:
 
     "Allah melaknat khamar, peminumnya, penuangnya,
     pemerahnya, yang meminta diperahkan, pembawanya,
     dan yang dibawakannya." (HR Abu Daud dan Ibnu
     Majah)
 
Demikian juga terhadap praktek suap-menyuap:
 
     "Rasulullah saw. melaknat orang yang menyuap, yang
     menerima suap, dan yang menjadi perantaranya." (HR
     Ibnu Hibban dan Hakim)
 
Kemudian mengenai riba, Jabir bin Abdillah r.a. meriwayatkan:
 
     "Rasulullah melaknat pemakan riba, yang memberi
     makan dengan hasil riba, dan dua orangyang menjadi
     saksinya." Dan beliau bersabda: "Mereka itu sama."
     (HR Muslim)
 
Ibnu Mas'ud meriwayatkan:
 
     "Rasulullah saw. melaknat orang yang makan riba
     dan yang memberi makan dari hasil riba, dua orang
     saksinya, dan penulisnya." (HR Ahmad, Abu Daud,
     Ibnu Majah, dan Tirmidzi)2
 
Sementara itu, dalam riwayat lain disebutkan:
 
     "Orang yang makan riba, orang yang memben makan
     dengan riba, dan dua orang saksinya --jika mereka
     mengetahui hal itu-- maka mereka itu dilaknat
     lewat lisan Nabi Muhammad saw. hingga han kiamat."
     (HR Nasa'i)
 
Hadits-hadits sahih yang sharih itulah  yang  menyiksa  hati
orang-orang  Islam  yang  bekerja  di bank-bank atau syirkah
(persekutuan)   yang   aktivitasnya   tidak    lepas    dari
tulis-menulis dan bunga riba. Namun perlu diperhatikan bahwa
masalah riba ini tidak hanya berkaitan dengan  pegawai  bank
atau  penulisnya pada berbagai syirkah, tetapi hal ini sudah
menyusup ke dalam sistem ekonomi  kita  dan  semua  kegiatan
yang berhubungan dengan keuangan, sehingga merupakan bencana
umum sebagaimana yang diperingatkan Rasulullah saw.:
 
     "Sungguh akan datang pada manusia suatu masa yang
     pada waktu itu tidak tersisa seorangpun melainkan
     akan makan riba; barangsiapa yang tidak memakannya
     maka ia akan terkena debunya." (HR Abu Daud dan
     Ibnu Majah)
 
Kondisi seperti ini tidak dapat diubah dan diperbaiki  hanya
dengan  melarang  seseorang  bekerja di bank atau perusahaan
yang mempraktekkan riba.  Tetapi  kerusakan  sistem  ekonomi
yang  disebabkan  ulah  golongan  kapitalis  ini hanya dapat
diubah oleh  sikap  seluruh  bangsa  dan  masyarakat  Islam.
Perubahan  itu  tentu  saja harus diusahakan secara bertahap
dan  perlahan-lahan  sehingga  tidak  menimbulkan  guncangan
perekonomian  yang dapat menimbulkan bencana pada negara dan
bangsa. Islam sendiri tidak melarang umatnya untuk melakukan
perubahan    secara   bertahap   dalam   memecahkan   setiap
permasalahan yang pelik.  Cara  ini  pernah  ditempuh  Islam
ketika  mulai  mengharamkan riba, khamar, dan lainnya. Dalam
hal ini yang terpenting adalah tekad  dan  kemauan  bersama,
apabila  tekad  itu  telah bulat maka jalan pun akan terbuka
lebar.
 
Setiap  muslim  yang  mempunyai  kepedulian  akan  hal   ini
hendaklah  bekerja  dengan  hatinya,  lisannya,  dan segenap
kemampuannya melalui berbagai wasilah  (sarana)  yang  tepat
untuk   mengembangkan   sistem  perekonomian  kita  sendiri,
sehingga  sesuai  dengan  ajaran   Islam.   Sebagai   contoh
perbandingan,  di  dunia  ini  terdapat beberapa negara yang
tidak memberlakukan sistem riba, yaitu mereka yang  berpaham
sosialis.
 
Di  sisi lain, apabila kita melarang semua muslim bekerja di
bank, maka dunia perbankan dan sejenisnya akan dikuasai oleh
orang-orang  nonmuslim  seperti  Yahudi dan sebagainya. Pada
akhirnya, negara-negara Islam akan dikuasai mereka.
 
Terlepas dari semua itu,  perlu  juga  diingat  bahwa  tidak
semua  pekerjaan  yang  berhubungan  dengan  dunia perbankan
tergolong riba. Ada diantaranya yang halal dan baik, seperti
kegiatan  perpialangan,  penitipan,  dan  sebagainya; bahkan
sedikit pekerjaan di sana yang termasuk haram.  Oleh  karena
itu,  tidak  mengapalah  seorang  muslim  menerima pekerjaan
tersebut --meskipun hatinya tidak rela-- dengan harapan tata
perekonomian  akan  mengalami  perubahan menuju kondisi yang
diridhai agama  dan  hatinya.  Hanya  saja,  dalam  hal  ini
hendaklah  ia  rnelaksanakan tugasnya dengan baik, hendaklah
menunaikan kewajiban terhadap dirinya dan  Rabb-nya  beserta
umatnya sambil menantikan pahala atas kebaikan niatnya:
 
     "Sesungguhnya setiap orang memperoleh apa yang ia
     niatkan." (HR Bukhari)
 
Sebelum  saya  tutup  fatwa  ini  janganlah  kita  melupakan
kebutuhan  hidup  yang  oleh  para fuqaha diistilahkan telah
mencapai tingkatan darurat. Kondisi inilah yang mengharuskan
saudara  penanya  untuk  menerima pekerjaan tersebut sebagai
sarana mencari penghidupan dan  rezeki,  sebagaimana  firman
Allah SWT:
 
     "... Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
     (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan
     tidak (pula) melampaui batas maka tidak ada dosa
     baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
     Maha Penyayang." (Al Baqarah: 173}
 
Catatan kaki:
1 Hakim mengatakan bahwa hadits ini sahih isnadnya.
2 Tirmidzi mensahihkannya. Hadits ini diriwayatkan pula
  oleh Ibnu Hibban dan Hakim, dan mereka mensahihkannya.

Janganlah Kamu Bersedih

Mungkin Anda pernah membaca ayat ini: “Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.” (At-Taubah:40) Lalu, bagaimana jika kita tetap merasa bersedih? Ini artinya ada sesuatu yang salah dalam hati kita. Dalam ayat diatas, kita tidak perlu bersedih sebab Allah beserta kita. Jika kita masih tetap saja bersedih, artinya kita belum merasakan kedekatan dengan Allah. 

Yang dimaksud bersedih bukanlah berarti menangis. Menangis dalam rangka takut dan berharap kepada Allah malah dianjurkan supaya kita bebas dari api neraka. Bersedih yang dilarang adalah kesedihan akibat ketidaksabaran, tidak menerima takdir, dan menunjukan kelemahan diri.

Bersedih Itu Manusiawi
Para Nabi bersedih. Bahkan Rasulullah saw pun bersedih saat ditinggal oleh orang-orang mencintai dan dicintai beliau. Namun, para Nabi tidak berlebihan dalam sedih. Para Nabi segera bangkit dan kembali berjuang tanpa larut dalam kesedihan.

Bersedih Tidak Diajarkan
Bersedih (selain takut karena Allah) tidak diajarkan dalam agama. Bahkan kita banyak menemukan ayat maupun hadist yang melarang kita untuk bersedih.

Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS.At-Taubah:40)
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS.Ali ‘Imran:139)

Rasulullah saw pun berdo’a untuk agar terhindar dari kesedihan,
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran; Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. Tiada Tuhan kecuali Engkau.” (HR. Abu Dawud)

Lalu, bagaimana supaya kita tidak bersedih?
Jika kita melihat ayat dan hadits yang disebutkan diatas, setidaknya kita sudah memiliki dua solusi agar kita tidak terus berada dalam kesedihan.

Pertama: dari ayat diatas (At Taubah:40) bahwa cara menghilangkan kesedihan ialah dengan menyadari, mengetahui, dan mengingat bahwa Allah bersama kita. Jika kita sadar bahwa Allah bersama kita, apa yang perlu kita takutkan? Apa yang membuat kita sedih. Allah Maha Kuasa, Allah Maha Penyayang, Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita.

Saat kesedihan terus menimpa kita, mungkin kita lupa atau hilang kesadaran, bahwa Allah bersama kita. Untuk itulah kita diperintahkan untuk terus mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’d:28)
Dari ayat ini, kita sudah mengetahui cara menghilangkan kesedihan, kecemasan, dan ketakutan yaitu bidzikrillah, dengan berdzikir mengangat Allah.

Saat saya mengalami kesedihan, ketakutan, atau kecemasan, ada tiga kalimat yang sering saya gunakan untuk berdzikir.
  1. Istighfar, memohon ampun kepada Allah.
  2. La haula wala quwwata illa billah (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
  3. Hasbunallaah wa ni’mal wakiil (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya Pelindung)
  4. Tentu saja, masih banyak kalimat-kalimat baik lainnya yang bisa Anda ucapkan
Alhamdulillah, kesedihan, kecemasan, dan ketakutan menjadi sirna setelah berdzikir dengan kalimat-kalimat diatas. Tentu saja, bukan saja dzikir di lisan tetapi harus sampai masuk ke hati.

Kedua: cara menghilangkan kesedihan ialah dengan berdo’a seperti dicontohkan oleh Rasulullah saw. Nabi pun meminta pertolongan Allah, apa lagi kita, jauh lebih membutuhkan pertolongan Allah. Maka berdo’alah.
Tentu saja, masih banyak cara supaya kita tidak bersedih. Saya bisa menulis buku tebal jika mau membahas semuanya. Namun, dengan dua cara utama diatas kita akan mendapatkan mamfaat yang luar biasa. Bersedih masih mungkin kita alami, tetapi tidak lagi bersedih yang berlebihan dan berlarut-larut. Karena hidup dan perjuangan harus berjalan terus. 

Janganlah kamu bersedih.

Minggu, 26 Desember 2010

Kagumilah Keindahannya dan Janganlah Dipetik

Hiduplah seperti orang dewasa yang arif, jangan seperti seorang anak kecil.

Anak kecil bila ingin dirinya bahagia, setiap kali ia melihat yang bagus, ia selalu berambisi ingin memilikinya. Dia meminta, merengek-rengek, hingga mengamuk memaksa untuk mendapatkannya.

Sungguh disayangkan, saat anak kecil tertarik dengan bunga-bunga yang indah di taman, akhirnya ia pun memetik bunga-bunga indah tersebut, dan tak khayal lagi ia permainkan bunga-bunga yang dipetiknya hingga hancur! Namun setelah ia puas, setelah ia bosan, ditinggalkannyalah bunga-bunga yang tak lagi indah itu, dan taman pun kehilangan keindahannya.

Kagumilah keindahan itu tanpa harus memilikinya sebagaimana saat kita mengagumi keindahan Allah Yang Maha Indah yang tak mungkin kita untuk memilikinya.

Seperti orang dewasa yang mengagumi keindahan bunga-bunga di taman dengan membiarkan bunga-bunga itu hidup dengan keindahannya tanpa memetiknya sehingga orang lain pun bisa menikmati keindahan bunga-bunga itu. Ia sadar, bila ia memetiknya, maka yang ia petik bukanlah keindahannya melainkan sumber hidup dari keindahan itu.

Yang kita ikhtiarkan untuk dimiliki secara suci hanyalah istri kita, pertahankanlah keindahannya yang pernah kaukagumi, dan jangan perburuk dirinya seperti anak kecil tadi.

Dalam hati kita ada dua keindahan, yaitu keindahan ibu kita dan keindahan istri kita, karena keduanya memancarkan keindahan Allah SWT. yang Hakiki. Tetap indahkanlah mereka selalu.

::--:: Dimanakah Hati Kita Berlabuh ::--::

Saudaraku…!

Allah telah ciptakan manusia ini dengan banyak kemampuan yang ia miliki.
Ia berikan banyak fasilitas yang ada pada tubuh manusia. Dengan tangannya, manusia mampu membuat sesuatu yang menakjubkan. Dengan otaknya, ia mencetuskan teori-teori pengetahuan yang begitu luar biasa.
Namun, marilah kita amati salah satu dari sekian kemampuan kita, yaitu kemampuan berpikir, melihat dan mendengar!

Saudaraku…!


Dalam sebuah ayat-Nya. Allah swt berfirman :

قُلْ هُوَ الَّذِيْ أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَاْلأَفْئِدَةَ قَلِيْلاً مَا تَشْكُرُوْنَ
“Katakanlah! Dia (Allah) yang telah menciptakan kalian, dan Ia jadikan bagi kalian pendengaran, penglihatan dan hati (pikiran). (namun) Amat sedikit yang kalian syukuri.”
Qs. Al-Mulk (67) : 23

Allah swt menyebut pendengaran dan penglihatan sebelum pikiran, karena demikianlah proses berpikir manusia. Ya… melihat, mendengar lalu berfikir. Dan melihat, mendengar serta berpikir dalam ayat ini berkaitan dengan status kita di hadapan Allah kelak, saudaraku…

Bagaimana reaksi kita tatkala melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang amat banyak di sekitar kita? atau ketika kita mendengar ayat-ayat-Nya? Dan bagaimana sikap kita saat Allah melimpahruahkan harta kepada kita? Dan bagaimana sikap kita saat Ia “cicipkan” sedikit__ azab-Nya yang berwujud musibah?

Saudaraku…!

Tak salah kalau sebuah pepatah Inggris mengatakan, “Heart is King” (hati adalah raja). Karena hati inilah yang menentukan segala perbuatan kita.

Bila hati seseorang itu “berlabuh” kepada Allah ia selalu beribadah, berzikir dan berdo’a, ia tak pernah melupakan-Nya, niscaya ia menjadi hati yang lembut, baik dan meridhakan Pemeliharanya.
Sebaliknya, hati yang selalu bermaksiat, lalai, meremehkan, bahkan berani menentang Allah atau enggan mendengarkan ayat-ayat suci-Nya, maka tak ubahnya ia adalah hati yang culas, jahat, yang selalu membuat murka Penciptanya. Dan itulah, hati yang ‘’berlabuh’’ kepada rayuan syaithan pujaanya.

Saudaraku…!

Kini, sudah saatnya kita introspeksi diri, mengamati kondisi kita masing-masing!
Mungkinkah terlampau jauh dari-Nya? Dimanakah hati kita “berlabuh’’? Di “pelabuhan’’ Allah-kah…? Atau di “pelabuhan” syaithan terkutuk?

Andaikan hati kita telah lama membengkok, marilah kita benahi dan luruskan kembali! Marilah kita mohon ampunan-Nya, ridha-Nya dan belas kasih-Nya!

Saudaraku…!

Akhir kata, tiada air mata yang lebih mulia kecuali tatkala ia menetes karena menyesali segala dosa… tatkala kita bersimpuh, bertaubat atas “kebengkokan’’ hati kita selama ini.


” وَ اسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ “
‘’Dan mohonlah ampun kalian kepada Allah, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’’
QS. Al-muzzammil (73) : 20

::.. SUDIKAH ENGKAU MENJADI IMAM DI SETIAP SHOLATKU .. ;;

Satu ketika kau bertanya..
  .......................

sudikah kau menjadi Makmum

disetiap solatku..

agar solatku lebih bermakna

dan terjaga hendaknya..

 ........................

sudikah kau menjadi Penjaga

diri dan maruahku

agar hidupku lebih tenang dan bahagia

 .........................

sudikah kau menjadi Pendidik

hati dan jiwaku

agar rohaniku terisi hikmahNya

dan akhlakku terjaga hendaknya

 ..........................

sudikah kau menjadi Pemerhati

setiap gerak dan langkahku

agar aku tahu mana salah dan buruk lakuku

 ............................

sudikah kau menjadi Peneman

di kala suka dan duka ku

agar satu hari, jika ujian itu dtg

air mataku ada yg menghapuskan..


............................

sudikah kau menjadi Pembela

diriku dan agamaku

agar aku terus berada di atas jln yg benar

 .............................

sudikah kau menjadi Penggerak

semangatku..

agar bila aku kelesuan

kau mampu memberi bantuan

walau hanya sekadar senyuman
 
.............................

Sudikah kau menjadi Sahabat

buat diriku..mendengar luahan hatiku

agar aku boleh berbicara apa sj dgn mu

tnpa rasa ragu..

...............................

Sudikah kau menjadi Penghibur

tika ku kesunyian

agar aku boleh ketawa riang


 Satu ketika aku menjawab...
  
"Ya, Aku sudi..

Kerana kau pilihanku kerana ILLAHI

dan Kau juga memilihku kerana petunjuk RABBI"

 
Tetapi,

aku kembalikan soalan ini kepadamu..

 ................................

sudikah kau terus menjadi IMAM di setiap SOLATKU?


jika aku sudah tidak seperti dulu?
 
.................................

Sudikah kau pula menjadi

Imam, Penjaga, Pendidik

Pemerhati, Peneman, Pembela

Penggerak, Sahabat dan Penghiburku

 
Jika suatu ketika nanti

aku sudah tidak mampu lagi menjadi

Makmum di setiap solatmu..


 
Jika aku sudah tidak mampu lagi

menjagamu,

menemanimu

memerhatikanmu,

mendidikmu

membelamu,

menggerakkanmu

menjadi sahabatmu dan

menghiburkanmu

 
Sudikah kamu wahai .....................?


 Aku percaya..kau masih sudi..

 
"Kerana Aku pilihanmu kerana ILLAHI

dan Aku juga telah memilihmu kerana petunjuk RABBI"


 Nikmatilah Percintaan itu dgn caranya yg terindah


               ~PERNIKAHAN~

Renungan Buat Ikhwan-Akhwat yang Berta'aruf di Dunia Maya

Ukhti, aku tertarik ta’aruf sama anti.” Itulah kalimat yang sering diadukan oleh para akhwat yang penulis kenal. Dalam satu minggu bisa ada dua tawaran ta’aruf dari ikhwan dunia maya. Berdasarkan curhat para akhwat, rata-rata si ikhwan tertarik pada akhkwat melalui penilaian komentar akhwat.

Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, yahoo messenger, dll, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan.

Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tapi serampangan memaknai ta’aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata ‘ta’aruf’, tanpa perantara.

Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu serangkaian tata cara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika memakai kata ta’aruf untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.
Suatu ketika ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial, pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta’aruf, dan untuk menjaga perasaan masing-masing, digantilah status mereka berdua sebagai pasutri, sungguh memiriskan hati.

Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya, berikut ini petikan obrolannya:
“Assalamualaikum ukhti,” Sapa sang ikhwan.
“‘Wa’alikumsalam akhi,” Balas sang akhwat.
“Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti azwar, bla bla bla bla…” puji ikhwan tersebut.

Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya yang ditemui ini juga akhwat genit, maka berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab.
“Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan akhi kelak.”
Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat. “Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti.”
....Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya....
Owh mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya, syaitan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.
Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di planet mars, mengunjungi benua-benua di dunia. Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay.
Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya……a’udzubillah, bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah ajarkan.


Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf!
Muslimah  itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’arufmu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.
....Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan?....
Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan? Jagalah izzah muslimah, mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main.

Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka.
Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.

Wahai Ikhwan,
Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang membantumu mencari data dan informasinya.
....luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis....
Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis.

Duhai Akhwat, Jaga Hijabmu!
Duhai akhwat, jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibaanmu. Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf. Karena ta’aruf yang  tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri.

Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadapnya? Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya, waspadalah, karena engkau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.
....berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram....
Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.
Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah.

::.. Muslimah Sejati ..::

Pertama, ialah muslimah yang mengimani bahwa Allah SWT adalah Rabbnya, Muhammad SAW adalah Nabinya dan  Islam adalah Dinnya. Ia cinta kepada Allah dan Rasul-nya serta taat terhadap perintah keduanya dan  menjadikan ketaatannya itu sebagai filter yang membentengi dirinya.

Kedua, ialah muslimah yang bertaqwa, khusyuk dalam beribadah dan zuhud terhadap hal-hal yang bersifa duniawi.  Mereka menjaga kewajibannya, mengerjakan berbagai amal sholeh, berhati-hati terhadap hal-hal yang dilarang.  Maka tanda-tanda keimanan itu tampak pada ucapan, tindakan dan keyakinan mereka.  Mereka sangat takut terhadap amanah Allah SWT dan takut atas pedihnya siksa Allah jika ia menyalahi perintah-Nya

Ketiga, ialah muslimah yang selalu taat dan berbuat ikhsan terhadap kedua orang tuanya, serta berhati-hati untuk tidak membuat keduanya marah, sehingga kita dapati kedua orang tua mereka ridho kepadanya

Keempat, ialah muslimah yang selalu taat kepda suaminya. Mereka mencintai dan menyayanginya, menyeru dan menasehatinya ke  arah kebaikan, menjadi pendampingnya disaat istirahat, bersikap halus dan merendahkan suara jika berbincang-bincang dengannya.  Mereka mendampinginya di jalan kebaikan, memberi ketentraman, kedamaian serta kesejukan hati. Jika dipandang mereka tampak menyenangkan karena kerapian busananya dank arena senyumannya yang manis.  Jika diperintah mereka mentaatinya dan jika suaminya pergi maka dipeliharanya diri dan kehormatannya serta dijaganya harta dan anak-anaknya.

Kelima, ialah muslimah yang mertarbiyah anak-anaknya untuk taat kepada Allah SWT. Mereka tanamkan akidah Islamiyah sholihah ke dalam diri anak-anaknya dan mereka didik permata hati mereka untuk cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta menjauhkan diri dari aklaq yang tidak baik.

Keenam, ialah muslimah yang selalu menegakkan dien Allah SWT, melaksanakan apa yang diketahuinya dan menyeru manusia kepada Rabbnya.

Ketujuh, ialah para wanita apabila ditimpa suatu musibah, ia tetap tegar. Setegar gunung karang diterpa angina topan, sekokoh karang diterjang ombak…dan tak satupun cobaan mampu mengusik hatinya dan tidak sedikitpun musibah menimpanya menjadikannya gundah.

Muslimah Sejati, tiada yang mereka harapkan dari setiap musibah yang menimpanya, kecuali pahala dan ampunan Allah Robbul Izzah.

Sabtu, 25 Desember 2010

Belajar Tentang Kehidupan Pada Lebah

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. [Al Quran Surat An Nahl 68-69]Petikan kalimat diatas tentu sering kita dengar, ya ayat 68-69 dari surat an nahl tersebut menunjukkan kepada kita bahwa lebah, makhluk kecil yang sering kali tidak kita perhatikan ternyata menyimpan sesuatu yang sangat pentingm sehingga ALLAH mengabadikan makhluk tersebut kedalam Al Quran.
Apa saja kah keistimewaan dari makhluk tersebut yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari hari? Berikut ada sebuah hadist yang artinya kurang lebih berbunyi :
Perumpamaan seorang mukmin itu laksana lebah. Ia makan yang baik, mengeluarkan sesuatu  yang bersih. Dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya). [hadist riwayat ahmad,  al hakim dan al bazzar]
Dari Hadist diatas dapat di ambil tiga pelajaran :
  1. Mengambil yang bersih
  2. sebagai mukmin, tentu ini adalah hal yang penting, karena bila kita mengisi tubuh kita dengan sesuatu yang bermanfaat, halal, baik itu makanan ataupun hal hal lain, tentu akan membuat kita memproduksi hal hal yang baik pula…. ALLAH berfirman dalam Al Quran  Surat Al Baqarah ayat 168 : Hai sekalian manusia, makanlah yang halallagi baik dari apa yang terdapat di bumi, danjanganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan;karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyatabagimu.
  3. Mengeluarkan yang bersih
  4. tentu kita mengetahui madu, semua tahu bahwa madu sangat berguna untuk tubuh kita. madu dihasilkan oleh lebah setelah melalui proses biologis yang rumit dengan bahan bahan dari bunga bunga yang mereka hinggapi lalu mereka serap sari sari yang ada dalam bunga tersebut. seharusnya begitu pula seorang muslim, begitu seorang muslim mendapatkan ilmu, bagikan kepada orang lain, begitu seorang muslim mendapatkan suatu kebaikan, bagikan dengan yang lain, sehingga seorang muslim bisa bermanfaat bagi lingkungannya. Sehingga kita akan menjadi muslim yang produktif dengan kebajikan dan kebenaran. Rasulullah muhammad bersabda : “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain” (Hadist riwayat Bukhari).
  5. Tidak pernah merusak
  6. seperti yang dijelaskan dalam hadist pertama bahwa lebah tidak pernah merusak bahkan ranting yang di hinggapinya pun tidak dipatahkan olehnya. begitu juga dengan muslim, seharusnya setiap muslim tidak boleh merusak apapun, bahkan malah memberikan perbaikan, perbaikan aqidah, akhlak, ibadah, melalui dakwah. mengubah segala bentuk kedzaliman.
selain tiga hal yang disebutkan diatas, masih ada beberapa hal lagi yang bisa kita jadikan pelajaran dari lebah :
  1. Bekerja keras
  2. lebah adalah hewan pekerja keras. begitu dia menetas dan keluar dari biliknya, dia akan membersihkan bilik tersebut untuk kemudian digunakan sebagai tempat telur yang baru. beberapa hari kemudian, dia memberi makan larva larva yang lain dengan membawakan sari dari bunga. begitulah kurang lebih hidup lebah yang penuh semangat dan karya. ALLAH memerintahkan manusia dalam firmanNYA pada surat Al Insiroh ayat 7 : maka apabila kamu telah selesai(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh sungguh urusan yang lain.
  3. Bekerja dalam jamaah yang terorganisasi dan patuh
  4. lebah selalu bekerja sama, dalam kelompok. ketika mereka menemukan sumber makanan, maka akan segera diberitahukan lokasi makanan tersebut kepada lebah lebah yang lain, ketika menemukan musuh yang mengganggu akan segera diberitahukan kepada lebah lain untuk membantu. tidak pernah juga kita menemukan seekor lebah pekerja yang berubah menjadi ratu lebah, mereka bekerja secara profesional sesuai dengan kemampuan mereka masing masing, sehingga urusan mereka bisa diselesaikan dengan baik. coba bandingkan dengan manusia, indonesia khususnya, ketika urusan dipegang oleh orang yang tidak berkompeten, maka kekacauanlah yang akan terjadi. tidak pula kita temui kudeta diantara lebah lebah tersebut, mereka patuh pada ratu mereka, ketika ratu mereka pindah, lebah lebah akan segera membuat sarang ditempat baru tersebut. ALLAH berfirman : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yangberperang di jalan-Nya dalam barisan yang teraturseakan-akan mereka seperti suatu bangunan yangtersusun kokoh.[QS as shaff ayat 4]
  5. Tidak menyerang kalau tidak diganggu
  6. lebah tidak pernah menyerang makhluk lain kecuali mereka merasa terancam. ketika mereka merasa ada yang mengusik keamanan mereka, mereka siap mengorbankan jiwa untuk mempertahankan “kehormatan”. ketika menyengat musuh, bagian tubuh lebah akan sobek, dan itu akan menyebabkan lebah mati. tapi saya yakin, mereka bangga walaupun harus mati demi membela keamanan lebah lebah lain, keamanan sarang, keamanan keturunan keturunan mereka.
lebah yang kecil pun bisa melakukan hal hal hebat tersebut tanpa mereka diberi akal oleh ALLAH. kita manusia, muslim, apakah kita tidak malu kepada ALLAH yang telah memberikan kita kesempurnaan bentuk, akal, tetapi kehidupan kita, sifat kita, tidak lebih baik dari pada lebah.
mari kita perbaiki semua ini, sebelum ALLAH menarik semua ni’mat yang telah DIA berikan kepada kita…

Puisi Islam

Keagungan Ilahi

Ratu malam sang rembulan
Raja siang sang matahari
Keduanya selalu bertentangan,

Tarik menarik
Dorong mendorong
Saling menguasai,
Seolah selalu bertanding tiada henti

Tiada yang kalah
Tak ada yang menag,
Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
Seluruh alam semesta bergerak!

Dunia berputar,
Saling mengisi,
Yang satu melengkapi yang lain
Tanpa yang satu
Takkan ada yang lain,

Siang dan malam
Terang dan gelap
BAik dan jahat
Tanpa yang satu,
Apakah yang lain itu akan ada?
Tanpa adanya gelap,
Dapatkah kita mengenal terang?

Inilah sebuah kenyataan
Yang telah dikenhendaki Allah
Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa