Hidup ini seperti mutiara yang terbentuk dari air mata dari tahun ke tahun.. Sangat berharga. Bagaimanakah hidup Kita saat ini…?

Sudahkah Kita menyesali kesalahan yang telah lalu…?

Sudahkah kita senantiasa menyempurnakan sholat dihadapanNya…?

Sudahkah kita membaca Al-qur'an hari ini…?

Yakinkah jika amal-amal Kita saat ini sudah cukup untuk bekal di akherat nanti…?

Sudah kita bersyukur hari ini…?
Ingatkah kita pada mereka disana yang sedang mengharap uluran tangan ini…?

Semua jawaban ada dihati kita masing-masing

Berubahlah kita mulai detik ini.. sebelum nafas hanya tinggal sehasta saja.. dan tak banyak yang dapat kita lakukan



Sabtu, 15 Januari 2011

::.. JODOH atau TAKDIR ..::

Bismillah hirrohman nirrahim….

Kucoba menulis untaian kata dalam tulisan ini… sebuah perenungan kembali tentang sebuah perjalanan kehidupan n pertanyaan yang sering hadir dalam benak kita.. semoga menjadi karya yang bisa diterima oleh sahabat fillah.

JODOH atau TAKDIR ??, sebuah pertanyaan yag diungkapkan oleh sahabat fillah n beliau meminta ana tuk menjawabnya…. Ana akan coba walau sebatas kemampuan ana.

Setiap orang didunia ini selalu menginginkan hal yang terbaik dalam hidupnya..tapi kadang kita sebagai manusia kurang mensyukuri apa yang telah Alloh berikan pada kita, sesungguhnya apa yang Alloh berikan buat kita adalah yang terbaik bagi kita dan tidaklah Alloh menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.

Kadang kita sering mendengar, apakah anda percaya dengan takdir ?

Bagi Umat Islam, Takdir merupakan bagian daripada Aqidah, karena merupakan bagian daripada Iman terhadap Qadla dan Qadar, dimana kata Takdir ini merupakan kata yang berasal dari Qadar. Karenanya, pemahaman tentang takdir ini sangat penting bagi seorang muslim. Sebab, pemahaman akan takdir ini akan menentukan arah dan sikap seorang muslim terhadap berbagai hal yang terjadi selama hidupnya.

Apapun yang terjadi di bumi ini, pasti ada sebabnya, bahkan kematian, rezeki dan jodoh pun tunduk pada hukum sebab akibat dan hukum sebab-akibat ini lah yang kemudian disebut dengan Sunatullah. Dalam ajaran Islam, segala yang ada di muka bumi ini mengikuti Sunnatullah, aturan Allah. Itulah Qadla. Sedangkan Qadar adalah ukuran dari aturan-aturan tersebut. Besar-kecil (ukuran) usaha atau ikhtiar dalam mengikuti aturan tersebut akan menentukan hasil, karenanya hasil dari usaha inilah yang disebut dengan takdir.

Lalu bagaimana dengan jodoh … Nah, untuk urusan jodoh, memang “sepenuhnya” karena keputusan Allah. Biasanya, untuk kasus jodoh ini, campur tangan Allah dirasakan sangat besar. Karena, kadang, sebesar apa pun usaha yang kita lakukan, kalau memang orang yang kita incar tidak suka, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, urusan hati ini, hanya Allah saja yang bisa membolak-balikkannya, tentu saja dengan caraNya yang terkadang tidak bisa kita mengerti. Tapi, tetap saja, orang-orang yang berikhtiar lebih keras, cenderung lebih cepat mendapatkan jodohnya daripada orang-orang yang menunggu datangnya jodoh. Karenanya, kita pun harus introspeksi diri, seberapa besar usaha kita untuk mendapatkan jodoh tersebut…

Bahwa kia sebagai seorang Muslim haruslah 100% percaya terhadap takdir. Namun takdir yang bagaimanakah yang harus dipercayai terkait dengan jodoh?. Menurut pandangan saya ada 2 cara kita mendapatkan jodoh terkait dengan takdir. Yang pertama adalah; kita dipertemukan oleh takdir dengan pelbagai macam cerita di baliknya yang hanya dengan kuasa Allah akhirnya kita dipertemukan. Dan yang ke dua ; kita ditakdirkan untuk memilih dan meraih seseorang yang kita yakini adalah jodoh kita (jadi ada mekanisme ‘pengejaran’ di sana) dan akhirnya mengantarkan kita untuk bersamanya.

Ada sebuah pemaparan yang menyatakan , "JODOH itu BUKAN  takdir lo..."

Pasti sahabat fillah akan merasa kaget bin shok, "lha kok bisa...???"

"begini, kenapa jodoh bukan takdir?
Jawab : ada pertanyaan sekarang? kenapa meski sudah menikah, kadang ada suami istri yang bercerai? apakah mereka tidak berjodoh?
Jawab : bisa saja mereka tidak berjodoh di dunia, tp berjodoh di akhirat, atau bisa juga mereka tidak berjodoh di dunia dan jg tdak di akhirat

lha terus disebut apa pernikahan mereka? bukankah pernikahan itu pertemuan dengan jodoh kita ?
 jawab : bisa saja iya, bisa saja tidak. ketika pernikahan terjadi, dan langgeng sampai ajal menjemput, ya, itulah jodohnya sampai detik itu, dan ketika di akhirat dipertemukan, berarti mereka berjodoh di dunia dan akhirat. begitu juga sebaliknya."

hemmm....


Memang jodoh adalah sebuah rahasia ILLAHI yang tidak seorangpun yang mengetahuinya, dalam hal ini manusia hanyalah ikhtiar berusaha tuk menjemputnya.
selama mproses penantian panjang dalam menjemput jodoh dengan segala ikhtiar yang telah dilakukan jangan lupa dengan sebuah keajaiban do'a… berdo'a meminta yan terbaik tentunya dalam sujud ketika bermunajat pada Alloh.

Masih ingat firman Allah ?
"wanita-wanita yg keji adalah untuk laki-laki yg keji, dan laki-laki yg keji adalah buat wanita-wanita yg keji (pula), dan wanita-wanita yg baik adalah untuk laki-laki yg baik dan laki-laki yg baik adalah untuk wanita-wanita yg baik (pula)..."
(Q.S. An Nur : 26)


Yakinlah, jika proses ikhtiar kita baik, maka akan baik pulalah pemberianNya.
dan berdoalah selalu, jika kita memilih seseorang untuk menggenapkan dien kita, semoga keputusan itu adalah bimbinganNya. Jangan takut dan jangan risau jika belum bertemu dengan belahan hati, Dia akan memberikannya dengan cara yang tepat dan baik jika kita bersabar dalam ikhtiar, insyaAllah.

Dan jika, kita telah dipertemukan dengan seseorang dalam pernikahan, janganlah kau gundah hatimu dengannya. Jangan kau bertanya lagi itu jodohmu atau bukan,  nie adalah takdir yang harus kamu jalani dengan sepenuh hati…bersama mengarungi sebuah biduk rumahtangga n menjalin keluarga sakinah mawardah warrohmah dalam naungan Syari'ah. Kehidupan rumah tangga ibarat kapal yang berlayar dilautan  dimana suami adalah nahkoda dari kapal yg akan memimpin jalannya kapal tersebut. dan berdoalah, "Ya Allah, semoga belahan hatiku dalam ikatan suciMu ini, adalah jodoh hamba dunia dan akhirat. Amiin3x"

Barakallahu fikum


0 komentar: